Selamat Datang di Blog Dunia Peternakan

Rabu, 30 Mei 2018

Komersial Stock (Final Stock)

  
Ayam Pembibit
Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikosumsi (Suharno, 2012). Suharno (2012), menyatakan bahwa ada 4 usaha pembibitan yaitu pembibitan untuk mengahasilkan ayam galur murni (pure line), pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit buyut (great grandparent stock), pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit nenek (grandparent stock), dan pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit induk (parent stock).
Ayam pembibit atau parent stock adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi grandparent stock (Sudaryani dan Santosa, 1993). Menurut North dan Bell (1990) dalam Eko (2015), tipe ayam pembibit atau parent stock ada dua macam yaitu tipe ayam pembibit pedaging dan tipe ayam pembibit petelur. Ciri ayam pembibit pedaging yaitu bobot badan yang besar, jengger serta pial merah cerah, dan mata nya bersinar.
Ayam yang digolongkan tipe pedaging menghasilkan daging relatif banyak dalam waktu yang cepat. Ayam tipe pedaging memiliki karakteristik penghasil telur yang relatif lebih sedikit, bergerak lambat dan tenang, dewasa kelamin lebih lambat, dan beberapa ayam tipe pedaging memiliki bulu kaki dan masih suka mengeram (Sudaryani dan Santosa, 1993). 
Parent Stock Strain Cobb
Parent stock ayam pedaging merupakan generasi keempat dari urutan silsilah pembibitan ayam pedaging. Urutan pertama adalah pure line yang merupakan galur murni ayam jantan dan betina yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan dikembangkan secara inbreeding, urutan kedua adalah great grandparent stock yang merupakan ayam bibit dasar, urutan ketiga adalah grandparent stock yang merupakan ayam bibit nenek, urutan keempat adalah parent stock yang merupakan ayam bibit induk dan urutan terakhir adalah final stock (ayam niaga) yang merupakan produk akhir pembibitan ayam ras dan tidak boleh disilangkan lagi (Sudaryani dan Santosa, 1993).
Pada setiap strain bahkan dalam satu strain performance parent stock yang dihasilkan berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan dimana dikembangkan. Perusahaan pembibitan dipastikan memilih strain yang mudah beradaptasi diberbagai kondisi dan mampu menghasilkan telur tetas yang kualitasnya sesuai dengan permintaan (Prambudi, 2007).
Salah satu parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara oleh perusahaan pembibitan di Indonesia adalah parent stock strain Cobb. Menurut Prambudi (2007), Parent stock strain Cobb merupakan bagian dari ayam pedaging dimana mampu berkembang dengan cepat sehingga apabila kecukupan nutrisi untuk pembentukan otot dan tulang tidak terpenuhi maka akan muncul gejala-gejala kelumpuhan. Cobb-Vantress Inc sebagai perusahaan pembibitan ayam yang telah menggunakan bioteknologi moderen mampu menghasilkan genetik yang baik dari tahun ketahun. Seleksi yang ketat mampu menghasilkan strain yang unggul.
Prambudi (2007), menambahkan bahwa strain Cobb yang saat ini dihasilkan oleh Cobb Vantress Inc mempunyai keunggulan komparatif dibanding strain yang lain seperti tingkat pertumbuhan yang cepat, breast formation yang baik, konversi ransum yang semakin baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih baik, dan mempunyai kualitas daging yang baik. 

Pemeliharaan Parent Stock
Sudaryani dan Santosa (1993), menyatakan bahwa ayam pembibit induk (parent stock) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi grandparent stock. Pemeliharaan ayam parent stock tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan ayam final stock, yang membedakan hanya tujuan dari pemeliharaannya, dalam hal ini yang diharapkan adalah produksi dan daya tetas telur. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghasilkan produksi yang tinggi seperti kandang dan temperatur kandang.

Performance Parent Stock
Salah satu cara agar para peternak, perusahaan dan pelaku pembisnis lain bisa mengukur keberhasilan dalam pemeliharaan parent stock pada fase starter maka sangat berlaku performance yang didasarkan pada pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman (Miku dan Sumiati, 2010).
Pertambahan bobot badan adalah penambahan bobot badan ayam pada selang waktu tertentu. Rasyaf (2008), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

PBB = BBt – BBt-1
Keterangan:
PBB    = pertambahan bobot badan
BBt        = berat badan pada waktu t
BBt-1     = berat badan pada waktu yang lalu t
 t          = dalam peternakan ayam biasanya dalam kurun waktu satu minggu Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak pada waktu tertentu. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

 konsumsi pakan = jumlah pakan yang diberikan – sisa pakan.

Menurut Surwono (2013) dalam Sholikin (2011), konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dihabiskan oleh ayam dalam waktu tertentu untuk memproduksi telur atau daging. Konversi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
  
Konversial Pakan = jumlah pakan yang dihabiskan
                                   Pertambahan bobot badan

Keseragaman berasal dari kata seragam yang telah mendapat kata awalan maupun akhiran. Namun terlepas dari itu arti dari kata keseragaman adalah menggunakan atau perlakuan sesuatu yang berpredikat. Kegunaan keseragaman ini berbeda-beda ada yang berguna untuk kemudahan pengelompokan dan ada juga yang berguna untuk pencapaian suatu tujuan. Dalam pemeliharaan ternak berupa pembibitan maupun penggemukan, keseragaman sangatlah penting artinya, misalnya keseragaman berat badan bagi bakal indukan ayam pedaging maupun indukan petelur. Keseragaman bobot badan ayam sangatlah penting diperhatikan dalam usaha pembibitan ayam, karena keseragaman akan berpengaruh terhadap 7 tingkat produktivitas ayam. Semakin tinggi keseragaman ayam dipelihara maka semakin bagus tingkat produktivitas ayam (Tamrin, 2013). Rahayu et all (2011), menyatakan bahwa keseragaman dapat dicari dengan langkah – langkah sebagai berikut:
·    Hitung rata-rata berat ayam.
·    Buat range berat plus atau minus 10% dari rata-rata tersebut.
·    Hitung jumlah ayam yang termasuk kedalam renge berat plus atau minus 10% tersebut. 
·         Terakhir cari persentase keseragaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar